Teramat sulit memulai tulus, pada hal hati demikian lelah, pada kebencian pada duka, pada amarah, dan pada kecewa. Panas dan terik selalu saja menghadang setiap sejuk mulai berhembus. pada masa lalu yang penuh gurat, ku coba berkaca berharap bertemu sedikit bayangan Maaf, tapi amarah itu tak kunjung cair, masih ada hawa derita yang membias.
Aku yang seorang gadis cilik kala itu, aku yang gadis remaja masa itu hingga aku yang sang wanita kini, tak kunjung menemukan tempat untuk menyimpan rapat semua kenangan agar tak merembes ke hatiku, maka berkelanalah aku mencari secercah keindahan pada mahluk yang Tuhan ciptakan, selalu saja ku temukan begitu indah harmoni alam, seolah kesakitan tak mampu menyentuh, tapi di sini mengapa selalu selalu derita menjadi awan?
Ibu demikian tabah engkau mencabuti satu-satu duri yang melukai kakimu, tanpa air mata, tanpa keluh kesah… padahal ku tau hatimu pilu, Ayah, terlalu lapang hatimu menerima semua dahan patah itu bertebaran, adik-adiku, biarkan mereka menimbun kita dengan daun meranggas yang kesepian, sungguh suatu hari mereka akan tau bahwa kita adalah permata ayah dan ibu yang selalu bersinar walau kerikil itu selalu merasa dirinya indah.
Jangan hembuskan angin lagi, sudah lah…terlalu letih aku bertahan agar tak patah dahan-dahan kering itu, harusnya ku potong saja dahan-dahan kering itu supaya lebih banyak daun segar yang berputik, tapi Ibu amat mencintai dahan-dahan lawas itu, sehingga memotongnya sama dengan memotong separo jatung Ibu, dan itu tak mungkin ku lakukan aku teramat mencintai Ibu, sehingga ku biarkan saja dahan-dahan kering itu tetap di tempatnya entah sampai kapan.
Aku takut dahan-dahan kering itu kembali melukai Ibu, sudah teramat sering ketika angin datang mereka menerpa Ibu, tapi lagi-lagi ibu terdiam menganggap semua itu dharma bakti hanya karena bertunas dari pohon yang sama. Ibu…sudahlah Bu
1 komentar:
hen, musim hujan ne. Di jamin dahan-dahan kering jadi basah. Paling tidak jadi humus atau seresah yang menyuburkan tanah. hehe.. tulisannya buagus banget, bu. SAYA PEMBACA SETIA ANDA. So, dinanti tulisan berikutnya. Okee
Posting Komentar