Minggu, September 25, 2011
sendiri
Setetes air mata menusuk hatiku
Merembeskan kesakitan pada jiwaku
Hendak ku tambal ia dengan senyuman
Atau didempul saja dengan ceria
Berharap bathin mu mendengar
Berharap engkau merasa
Ada sinyal terkirim dariku
Ada isyarat yg ku sampaikan padamu
Inginku sungguh inginku
Berlarilah waktu tinggalkan perih
Hati.....berdamailah dengan seluruh rasa
Aku sungguh ingin..
Sungguh ingin kau dengar bisik hatiku
Tak dapat lisanku berkata
Hanya kebisuan temanku
Batu batu cadas, hentikan ejekan itu
Terlalu Keras ku rasa engaku menghujamku
Cepatlah sampai wahai isyarat
Cepatlah terbang dandeleon
Bawakan kisahku padanyaa
Aku tak lagi mampu menatap langit sore ini
Terlalu jingga. Membias lewat pantulan bening sungai bisu itu
Aku ingin melihatmu kali ini saja
Sebelum akhirku tiba..
Pulanglah padaku seperti saat abu-abu menjadi hari kita
Rabu, September 21, 2011
mimpi
Sudah waktunya
Maka pergilah ia sesuai janji
Sudah saatnya
Maka berlalulah ia seperti kodratnya
Ku tanya padanya, mengapa sepagi ini?
Bukankah kita belum mengahabiskan sarapan pagi
Kita juga belum menyirami melati yg baru kita tanam di halaman
Aku juga masih belum memperlihatkan padamu sulaman kristik yg ku buat saat kantuk tak datang padaku.
Aku ingin bercerita padamu, tentang resep masakan yg sekali lagi berakhir menyedihkan
Juga kisah micro fotografi yg menyihirku
Sayangku....
Aku hanya ingin kau disisiku, tersenyum seperti biasa mendengarkan ocehanan
Sayangku....
Aku hanya ingin mendengarmu berkata "apakabar manisku
Aku bermimpi rupanya....
Saat terbangun ku lihat engkau disisiku
Menawatkan segelas air dingin, pereda hausku...
Selasa, September 20, 2011
september ini
Tidak ku temukan sebutir kata dalam ruang pikirku
Begitu saja, hening begitu sunyi
Seulas kabut tipis memelukku amat erat
Mengisi rongga dadaku, memberi isyarat
Hangat...dah ritme ku berdentang menghukum hari
Begitu saja, hening begitu sunyi
Seulas kabut tipis memelukku amat erat
Mengisi rongga dadaku, memberi isyarat
Hangat...dah ritme ku berdentang menghukum hari
Selasa, Januari 25, 2011
Kamis, Januari 20, 2011
ku lihat....
ku lihat rumput liar ini tumbuh dihalaman sebuah rumah, aku yakin tak ada yang menganggapnya penting, namun aku amat menikmati pemandangan ini, ia seolah mewakili hatiku, saat jingga akan datang, ia seolah menatapku dan berkata begitu banyak cobaan dan eksosistem yang tak nayaman, namun cobalah untuk bertahan, karena hakikat sesungguhnya dari kehidupan adalah perjuangan untuk selalu berusaha menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat byat orang lain sungguhpun hanya sekejap. seperti rumput liar ini yang memberiku banyak pelajaran
Tuhan, biarkan aku terus belajar, tolong berikan clue agar aku selau menyadari dan awas akan setiap kebenaran yang terbentang, sekalipun kesendirian akan selalu mengelayuti hari.
Langganan:
Postingan (Atom)